Berkisah Tentang Magelang

Artikel ini bermula dari keinginan saya akhir-akhir ini. keinginan tuk bercerita tentang kota kelahiran saya, Kota Magelang (Jawa Tengah). Tempat dimana saya (numpang) dilahirkan, meski akhirnya besar di kota lain (Kupang, NTT). Di sana tak dapat saya pungkiri ada memori-memori indah yang tak akan pernah dapat dilupakan, terutama memori indah selama masa SMA. Tapi, bukan itu sebenarnya titik fokus artikel saya. Karena kali ini saya akan lebih banyak berbicara tentang profil Kota Magelang itu sendiri.

Saya akan memulai dengan fakta bahwa Magelang cukuplah unik, karena siang hari yang biasanya terasa terik dan menjemukan seperti di kota-kota lain, tak akan begitu terasa di sini. Ternyata hawa kota Magelang cukuplah sejuk untuk dinikmati. Hawa sejuk ini secara tak langsung dijelaskan lewat posisi geografis Magelang yang terletak disekeliling deretan pegunungan, yaitu Gunung Sumbing, Merapi, Merbabu, Telomoyo dan bahkan di pusat kota pun ada Bukit Tidar. Bukit yang konon merupakan Paku Tanah Jawa karena posisinya yang berada di jantung pulau Jawa.

Nama Magelang pun konon lahir karena posisi geografisnya yang berada di antara pegunungan. Karena, jika ditilik dari atas kota ini akan berbentuk seperti gelang. Dikelilingi pegunungan dan dipusati oleh bukit pula.

Dalam sejarahnya, dahulu kala orang-orang Belanda menjadikan kota ini sebagai pusat ekonomi untuk kerasidenan Kedu, kerasidenan merupakan sebuah distrik pemerintahan zaman Belanda. Diperkirakan ada beberapa pertimbangan penting terhadap pemilihan kota ini sebagai ibukota kerasidenan, seperti ; letaknya yang strategis di tengah pulau Jawa, udaranya yang sejuk untuk beristirahat, faktor geografis yang memiliki banyak perkebunan rakyat, dan tentunya pemandangan yang cukup menawan.

Kesemua hal di atas menjadikan pemerintah Belanda bersemangat membangun kota ini. Hal ini juga dikarenakan pada 1 April 1906 Magelang berstatus kota gemeente (kotapraja) yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan Belanda untuk orang-orang Burgeemester (pegawai dan pejabat tinggi). Sehingga saat itu kota harus membangun berbagai fasilitas modern perkotaan, seperti ; fasilitas air, listrik, perbelanjaan, transportasi, hingga pariwisata. Fasilitas-fasilitas tersebut pun terus dibangun sesuai perkembangan zaman. Hingga saat ini masih banyak peninggalan Belanda yang masih kokoh berdiri dengan tegap, seperti ; water tower atau menara air di alun-alun kota yang dibangun pada tahun 1918, perumahan untuk para para perwira TNI, fasilitas listrik yang mengalir sejak tahun 1927 dan juga jalan beraspal di sekeliling kota.

Ternyata tidak hanya dari segi sejarah Magelang menarik, karena Magelang masih memiliki berbagai objek wisata yang menawan. Seperti; Taman Kyai Langgeng, taman yang dibangun untuk rekreasi keluarga ini terletak di tengah kota Magelang (kurang lebih 1 km dari pusat kota). Taman yang memiliki luas sekitar 25 hektar ini berdiri di lembah sungai Progo. Fasilitas yang tersedia pun sangat beraga; ada desa buku, koleksi tanaman dan hewan langka, wahana permainan (kereta mini, becak air, kereta air, roller coaster, dsb) dan juga kolam renang. Tidak cukup itu, turis pun dimanjakan dengan tersedianya penginapan mewah hotel berbintang lima Puri Asri yang letaknya berdampingan dengan taman ini.

Kemudian, tentu tidak yang dapat dilewatkan adalah situs sejarah terbesar dan terkenal di Indonesia yaitu Candi Borobudur. Candi dari zaman Dinasti Syailendra ini bisa dikatakan telah menjadi ikon Indonesia di mata dunia pariwisata internasional, selain Pulau Bali tentunya. Candi ini terletak di kecamatan Borobudur, ± 15 Km ke arah selatan dari pusat Kota Magelang, dan dapat ditempuh sekitar 30 menit menggunakan kendaraan umum yang banyak tersedia. Di dalamnya, selain dapat menikmati kemegahan arsitektur Borobudur, turis juga dapat berjalan-jalan mengitari area dengan kereta mini. Dan, masih banyak lagi fasilitas yang tersedia.

Tak hanya Taman Kyai Langgeng dan Candi Borobudur. Magelang juga memiliki beberapa tempat wisata menarik yang pantas untuk dikunjungi, seperti ; Gardu Pandang Ketep, gardu yang bisa digunakan untuk mengawasi keadaan Gunung Merapi. Candi Mendut, salah satu candi yang cukup besar dan terkenal selain Borobudur. Dan juga Daerah Wisata Kopeng, daerah wisata agro ini juga mengasyikkan karena udaranya yang sejuk ala pegunungan dan penuh dengan perkebunan, mirip Puncak di Bogor.

Selain faktor pariwisata yang cukup menawan, di kota ini juga terdapat institusi pendidikan yang terkenal, yaitu SMA Taruna Nusantara dan juga sekolah calon perwira TNI Angkatan Darat ‘Akademi Militer’ (AKMIL, dahulu bernama AKABRI). Institusi AKMIL telah melahirkan puluhan bahkan ratusan tokoh-tokoh militer Indonesia, termasuk pula Presiden SBY merupakan alumni akademi satu ini.

Begitulah Magelang, kota yang penuh kenangan. Meski obyek pariwisata tersebut belum sempat saya jelajahi secara keseluruhan. Namun, saya yakin obyek-obyek tersebut tak akan mengecewakan untuk dikunjungi. Mau?

5 thoughts on “Berkisah Tentang Magelang

  1. pernah sekaliii….aja kesana (ga termasuk ke borobudur) pengen lagi kapan2 🙂

    Sip, magelang emang ngangeni…

  2. udah berapa tahun ya, diriku gak k magelang???

  3. MAGELANG…emang ngangenin,buanyak kenangan ,jadi pengen pulang ke Magelang

    Kenapa lama ga pulang mas? Pulanglah,,, Magelang masih menunggumu… he3

  4. waktu baca ini(terutama paragraf no -2 dari bawah), aku jadi teringat dengan kisah cinta pak SBY dan Bu Ani semasa masih di AKMIL….

    tunggu postinganku tentang kisah cinta ‘pak jusuf kalla dengan bu mufidah’ yaw…..

  5. gethuk-nya lupa yha… (promosi pariwisata)

    Miss u so Magelang!

    Mari pulang ke Magelang tiap akhir minggu…. he3

Leave a comment