Pilihlah, Karena Hidup Adalah Pilihan

Aku teringat sebuah peristiwa menarik saat SMA dulu, saat sedang mengendarai motor menuju sekolahku, SMA 1 Magelang. Dalam perjalanan tersebut aku menemukan sebuah persimpangan, simpang tiga tepatnya. Sebenarnya ini bukan masalah yang berarti, yang jadi masalah itu karena keraguanku untuk memilih, mengingat kedua arah tersebut sama saja menuju sekolahku. Jadi, memilih satu di antaranya keduanya, sama saja hasilnya.

Motor pun terus melaju sembari aku yang masih lama berpikir. Inilah yang jadi masalah besar: akhirnya aku tidak memilih arah manapun. Akibatnya mudah ditebak,  aku dan motorku bablas ke trotoar hingga hampir menabrak. Alhamdulillah, di saat-saat terakhir aku dapat menge-rem tepat waktu untuk menghindari kecelakaan fatal.

Sepertinya cerita ini sederhana, kawan, aku hanya mengalami kebimbangan dan akhirnya tidak memilih. Namun akibatnya hampir fatal, kecelakaan hampir menghampiriku.

***********

Tentang “pasangan hidup” misalnya, di sini kita hanya punya dua pilihan: memilih untuk mengatakan cinta atau tidak sama sekali. Keduanya adalah sebuah pilihan, saat berani mengatakannya kita pun harus siap dengan jawaban diterima atau ditolak, dua jawaban yang posisinya bagai surga dan neraka.

Sebaliknya, saat kita memilih untuk tidak mengatakannya, dengan -entah- berbagai alasan yang kita yakini. Kita pun harus siap dengan konsekwensinya, kehilangannya sama sekali atau malah mendapatkannya di kemudian hari. Itulah pilihan… karena yang bukan pilihan adalah terus menerus berdekatan tanpa status yang jelas, atau sering diistilahkan TTM, karena tak ada kepastian di sana. Padahal, seorang laki-laki akan dinilai dari kepastian-kepastian yang bisa dia tunjukkan.

Dalam kasus berbeda. Aku memiliki seorang sahabat masa SMA. Namun, kami pun terpisah pasca SMA. Aku meneruskan kuliah di sebuah kampus “mahal” di Yogyakarta. Sedangkan, karena kondisi ekonomi yang kurang mendukung, dia pun memilih langsung bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Sedih memang, saat menyadari bahwa jalan hidup kami harus jauh berbeda. Padahal, dulu di SMA di jauh lebih cerdas dari diriku yang biasa-biasa saja. Andai boleh menuntut, aku ingin menuntut kenapa hanya karena “uang” dia tidak dapat melanjutkan pendidikan? Apakah ini ketidakadilan?

Kini, setelah dia mapan bekerja dan memiliki penghasilan yang mencukupi. Aku pun kembali memotivasinya untuk kembali ke bangku sekolah, kuliah maksudku. Karena, bagiku kuliah bukanlah sekedar wahana akademik, melainkan lebih dari itu yaitu wahana tukar-menukar pengalaman akan kehidupan. Di kuliah, tak jarang kudapatkan bermacam-maam makna kehidupan, baik lewat kampus maupun organisasi, sesuatu hal aku yakini yang belum tentu didapatkan oleh karyawan lulusan SMA.

Alhamdulillah, kini sahabatku telah memasuki bangku kuliah di sebuah kampus swasta tidak jauh dari perusahaannya. Meski mungkin akan sangat capek karena harus membagi waktu antara bekerja dengan belajar. Aku hanya berharap semoga dia dapat memaknainya sebagai bagian dari perjuangan hidupnya. Itulah pilihan… karena bagiku, masa-masa muda ini adalah masa yang paling cerah untuk terus menuntut ilmu. Karena dengan ilmu kita akan merubah bangsa dan negeri ini bersama-sama, agar tidak terus-menerus jadi bangsa tertindas.

********

Kalau ada seorang tokoh berani mengatakan bahwa hidup adalah perbuatan. Maka, menurutku hidup adalah pilihan. Hidup yang kita jalani saat ini adalah pilihan antara baik-buruk, antara benar-salah dan antara sukses-gagal. Semua itu, kitalah yang memilihnya! Karena Allah hanya akan menjawab usaha kita, bukan memaksa kita tuk berusaha keras. Atau seperti kata pepatah, “We must do the best, and let God do the rest.”

Fastabiqul khoirot!

Karena hidup adalah pilihan. Ya Allah, Robb semesta alam, ijinkan kami memilih jalanMu… jalan yang lurus dan Kau ridhoi…

5 thoughts on “Pilihlah, Karena Hidup Adalah Pilihan

  1. Salut buat temennya..
    Semangatnya tuk balik ke bangku kuliah luar biasa..
    Semoga tambah sukses dia..

    Alhamdulillah,Pak. Kemarin dia sms lagi sibuk ospek. Semoga dia bisa mendapatkan baik pekerjaan maupun pendidikan. Amien

  2. Buat saya hidup itu bukan cuma sekedar pilihan..TAPI HIDUP ADALAH PEJUANGAN. Perjuangan bagaimana kita bisa hidup,bertahan,dan juga berkembang

    Hidup adalah perjuangan?? Wah, Baladewa ya mas??? hihihi

  3. Hidup memang pilihan. Kita tidak bisa mengambil dua-duanya ataupun tidak memilih sama sekali.
    😉

    Iya, kata2 yang bagus Hel… tidak memilih hanya kan membuat kita terjebak pada ke-statis-an

  4. setuju, kita diberi jiwa kemudian pikiran dan hati untuk menentukan pilihan…semoga pilihan itu selalu yang baik dan berguna kepada sesama….

  5. Memang hidup itu benar-benar pilihan. Kalau sahabat ms memilih untuk melanjutkan ke bangku sekolah. hari ini q juga harus membuat suatu pilihan. dimana q harus mengundurkan diri dari perguruan tinggi. Itulah hidup.Semoga sahabat ms tetap semangat.””””””SEMANGAT”””””””

    Loh kok mundur,dik? Ada apakah gerangan? Mungkin bisa berbagi cerita

Leave a reply to zee Cancel reply